tag:blogger.com,1999:blog-8448776250217478042023-11-15T07:15:24.005-08:00HarapankuAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-61380250715831984302013-04-21T19:53:00.002-07:002013-04-21T19:54:55.222-07:00Kegiatan di SamlingSemakin semarak kegiatan di Samling Baramas Sdn Bhd dengan adanya Persatuan Bola sepaknya.<br />
tentunya bukan sekedar untuk hura2, namun olah raga dan olah jiwa yang sehat akan mendukung aktifitas dalam kepenatan sehari-hari dalam kehidupan di pabrik.<br />
Sebagai suporter saya tak bisa begitu banyak buat memajukan kegiatan yg sedang di gemari oleh pecinta Bola sepak di Samling.<br />
Namun dengan artikel yang sangat pendek mudah-mudahan menjadi suatu momen tersendiri dalam mengenang kegiatan disini dalam kemudian hari.<br />
Ada beberapa klub disini yang aktif dalam beberapa even pertandingan di lapang Doyon Samling.<br />
di antaranya adalan Persatuan Bola Sepak Elang Borneo FC ( PBSEB),yang beranggotakan karyawan Baramas Shif-A seluruh seksyen.<br />
Klub ini di ketuai oleh Kristian Dedi Hermawan.bag.Qualiti-A.<br />
Klub ini tergolong masih baru,namun banyak anggota yang merupakan potensi dalam bermain bola sepak.<br />
acara rutinpun terlaksana dan terrencana dengan baik dengan diikuti oleh anggota yang aktif dalam memajukan klub tersebut.<br />
Tidak menutup kemungkinan klub ini akan menjadi Pionir baru dalam kancah persepak bolaan di baramas.<br />
karena dilihat dari kegiatan yang sudah berlangsung memang dalam arti putus ditengah jalan.<br />
dan diharap kedepan akan terus berlangsung yang diikuti oleh generasi karyawan baru ataupun lama.<br />
Semoga seluruh kegiatan yang positif akan senantiasa menjadi penyemangat dan dapat membunuh kejenuhan dalam kehidupan anak perantauan.<br />
Pekerjaan sehari-hari merupakan rutinitas yang perlu dibarengi dengan refresing, supaya tidak menjadikan beban dalam mengemban tugas sebagai pribadi,kepala keluarga,atau Ibu rumah tangga yang menghidupi keluarganya.<br />
Semoga kita semua diberi kesehatan dalam melangkah dan melakukan kegiata sehari-hari, <br />
amiin.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-37377387365393936082013-02-23T15:59:00.000-08:002013-02-23T15:59:07.667-08:00Hidup merantauPagi yang dingin ingin ku goreskan sedikit alunan garis hidup di perantauan.<br />
Tak sedikit orang yang mengeluh hidup di perantauan<br />
tekad yang kuat dan semangat hidup dalam perjuangan<br />
mungkin salah satu modal kuat buat bertahan di tempat yang berbeda.<br />
kebiasaan yang tak lazim kita lakukan kadang membuat kita menjadi ekspresi<br />
dimana kejenuhan mulai melanda<br />
Bagai orang yang berjuang dalam jiwa petualang,itulah kira-kira<br />
jiwa perantau yang mesti kita ingat.<br />
yang mana segala resiko dan apapun bisa terjadi<br />
dan kita harus siap untuk menghadapinya dengan lapang dada<br />
Rutinitas yang membosankan,kelakuan yang membuat kita pusing,keadaan yang tak kita kehendaki<br />
hari-hari kita rasakan bagai bom waktu yang tak pernah berhenti<br />
Dan mereka yang lupa akan kodratnya, dan mereka yang tak mengindahkan<br />
budaya sosial, dan mereka yang mengabaikan adab sopan santun,<br />
dan apa yang dirasa seolah menjadi bumbu yang seharusnya tak layak<br />
untuk kita konsumsi,dengan tujuan apa yang hendak kita capai.<br />
Di saat libur tiba itulah yang di tunggu.<br />
melepas penat dalam aktifitas keseharian<br />
memanjakan diri dengan tidur,dengan bercengkerama,dengan makan-makan,<br />
dengan jalan-jalan,nonton film dan aktifitas berbeda dari yang biasa kita kerjakan.<br />
Dan di saat tanggal gajian yang di nanti<br />
mulailah merancang rencana dengan penghasilan yang kita dapat<br />
apakah gajian cukup atau tidak, lebih atau bahkan dapat durian jatuh<br />
semua menjadi kebahagiaan tersendiri.<br />
Mereka yang punya keluarga,yang masih sendiri,yang punya gebetan<br />
tak kira harus memperhitungkan kebutuhannya<br />
bukan berarti yang sendiri lebih sedikit keperluannya,<br />
bukan berarti yang keluarga lebih banyak hutangnya.<br />
dan itu kembali pada manajmen masing-masing.<br />
Itulah sedikit gambaran hidup dalam merantau<br />
dengan segala pernik-pernik di hati<br />
manusia pasti menginginkan sesuatu yang lebih<br />
namun sedikit cerita barang kali menjadi pertimbangan<br />
dan kesiapan bekal bagi mereka yang hendak mencari rizki<br />
di suatu tempat yang hendak kita tuju.<br />
<br />
Semoga berkenan..<br />
Dan..."Salam damai"<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-23810481951381684062013-02-23T03:59:00.001-08:002013-02-23T03:59:48.927-08:00"Meriang"<br /><br /> Lemas tak berdaya<br /> lunglai dan segala terasa<br /> berguling,berbaring dan merebah<br /> terasa tak ada semangat dan gairah<br /><br /> Sepertinya ini lagi cuaca gak enak<br /> karena mendengar yang sakitpun cukup banyak<br /> semoga ini cepat berlalu<br /> dan aktifitaspun tak akan terganggu<br /><br /> Ya Allah hilangkan rasa sakit ini<br /> dan memohon segala dosapun di ampuni<br /> aku hanya bisa berdo'a<br /> pada-Mu yang Maha kuasa<br /><br /> Manusia hanya bisa berdo'a dan ikhtiar<br /> selebihnya kita harus tabah dan sabar<br /> tak ada cobaan yang berat<br /> kalau kita tetap selalu ingat<br /><br /> Ingat akan dosa dan perbuatan<br /> karena semua ada dalam catatan<br /> semoga segala amal kita selalu sidiq<br /> sebagai bekal kita kembali pada sang Kholiq.<br /><br /> Salam damai kawan<br /> semoga sehat selalu..<br /> 24/01/2013, at.19:07Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-7086635204540455342012-08-01T20:39:00.001-07:002012-08-01T20:44:02.009-07:00Kisah AndiRhomadhan ... Embun pagi di Al- Zaytun<br />
Pagi yang dingin menyelimuti Ma’had Al-zaytun, disana sini pepohonan rindang dibasahi embun, tadi malam hujan lebat. Jendela sekretariat sudah dibuka, angin sepoi-sepoi melalui celahnya. Di kursi tamu duduk termenung seorang pria, ia baru tiba dari Samarinda.<br />
<br />
Seorang petugas sekretariat menyapa “Ada yang bisa saya bantu, pak ?” pria itu mejawab “Saya Hamzah wali santri dari kalimantan”.. Dengan berkaca-kaca, ia menjelaskan kepada petugas sekretariat bahwa istrinya telah meninggal dunia satu bulan yang lalu, dan berita ini belum disampaikan kepada anaknya yamg bernama Andi, ia duduk di kelas 7 CA1, ia menjelaskan bahwa anaknya mempunyai jiwa yang halus, dan masih kekanak-kanakan, Andi anak nomor dua dari empat bersaudara, sangat dekat dengan ibunya. Pak Hamzah khawatir akan terjadi keguncangan jiwa pada diri Andi jika ia memahami keadaan ibunya. Kepada petugas sekertariat ia memohon untuk dapat menjelaskan berita kematian istrinya secara langsung ke pada anaknya.<br />
<br />
Petugas sekertariat menyarankan, sebelum bertemu dengan Andi, agar menemui wali kamarnya dahulu yaitu Ustd Wahyu, karena beliau sangat memahami perkembangan mental dan permasalahan santri di kamar tersebut. Setelah bertemu Ustd Wahyu, Pak Hamzah menjelaskan secara hati–hati tentang kondisi keluarganya dan keterikatan batin antara Andi dan ibunya. Ia sangat memohon kepada ustad Wayu agar bersedia memberikan pemahaman dan kekuatan moril kepada anaknya. Ustd Wahyu dengan gagah langsung menyanggupi “saya akan menyampaikan amanat bapak, Andi sudah saya anggap anak sendiri, mari bersama-sama kita memberikan pemahaman kepada Andi, agar ia ikhlas menerima keadaan ini” Tampak raut ketenangan di wajah Ayah Andi<br />
<br />
Di kamar 329 Asrama Al-Fajar, siang itu seluruh santi sedang bercengkrama. Melihat Ustd Wahyu datang, seluruhnya memberikan salam. Dengan senyum khasnya dijawab salam santrinya, seraya berkata “Ayo kita kumpul ! Ada yang akan ustad ceritakan,” serentak mereka berkumpul membuat lingkaran di ruang belajar, dengan meletakan tangannya di atas meja bundar dengan rapi, mereka mulai berkonsentrasi untuk mendengarkan cerita, kemudian ustd Wayu bercerita tentang sejarah Rasul Muhamad SAW. Sang rosul yang dengan sabar dan tabah menghadapi rintangan dan cobaan, walaupun sejak kecil ditinggal orang tuanya. semua khusuk menyimak cerita, kadang serius, kadang tersenyum, kadang mereka menegakan tubuh dengan gagah mengikuti alur cerita. “Di dunia ini tiada yang abadi, keabadiaan hanya milik Ilahi, kepada-Nya kita kembali,” demikian Ustd Wahyu menutup cerita, seraya berkata “Oh Ustd hampir lupa, Andi tadi ada ayah kamu di Managemen Asrama 130, mari kita temui bersama-sama.”<br />
<br />
Andi melonjak riang, kemudian ia menyalami teman-temannya dengan salam ”toss”. Sambil berlari kecil ia meninggalkan teman-temannya dan berteriak “Oleh-oleh? Beres semuanya kebagian!” Saat bertemu Ayahnya, Andi dengan takjim mencium tangan ayahnya, dan dengan gembira mencium kedua belah pipi Ayahnya. Sementara Ayahnya membelai-belai rambut Andi penuh kasih sayang. Sambil bergandengan mereka menuju danau Al-Kaustar, di tepi mesjid Al-Hayat. Sementara itu Ustadz Wayu mengikuti dari belakang.<br />
<br />
Di tepi danau Ayah Andi mengajak anaknya duduk-duduk sambil sesekali melempar makanan untuk ikan-ikan yang ada di tepi danau “Kemari nak duduk rapat dengan ayah” Andi pun merapatkan duduknya, sementara Ayahnya meletakan tangannya di bahu anaknya. Keduanya tampak terdiam memandang kearah danau Al-Kaustar yang berona biru.<br />
<br />
Di atas danau burung-burung merpati terbang kian kemari, sedang di tepi danau, beberapa orang tua santri sedang bercengkrama dengan anaknya, lengkap ayah dan ibu. Tampak pula kecipak air danau, karena seekor angsa sedang memainkan gemercik air mancur putih yang diterpa angin, sesekali kepalanya dimasukan ke air mencari mangsa, sesekali ditengadahkan, kemudian meluncur kembali.Sang angsa bermain dengan gembira kian kemari lalu menepi.<br />
<br />
Tampak Pak Hamzah meneteskan air mata melihat angsa itu bermain sendirian. Direngkuh erat bahu anaknya, tanpa berkata-kata, lama tidak dilepaskan. Andi tampak perlahan menggerakan tubuhnya menatap ayahnya dan bertanya “Ayah ada apa? Kok meluk Andi erat-erat, loh kenapa ayah menangis?” Ayahnya kembali mendekap Andi. Ustd Wahyu memalingkan wajahnya dan mengambil saputangan dari kantung celananya.<br />
<br />
“Ayah, ada apa ?” Andi yang baru berusia 12 tahun, bertanya kembali. Sang Ayah diam, perlahan melepaskan tangannya, ditatap wajah anaknya, bersih, lugu dan gagah namun tampak sedang keheranan. “Ada apa sih yah ?” Andi tidak sabar, bertanya kembali.<br />
<br />
Ayahy Andi berkata “ Nak maafkan Ayah, sudah 5 bulan tidak menjengukmu.” Dengan tangkas andi menjawab “Ah Ayah, tidak apa-apa yah, saya sudah besar, sudah bisa jaga diri, tak dijenguk pun tak apa-apa.”Sambil menepuk dadanya. “Ibumu sakit!” Kata sang ayah lirih. Andi terdiam, ditundukkan wajahnya, kemudian berkata “Bagaimana keadaan ibu sekarang yah, sudah sembuh?” Sang ayah terdiam, diusap-usap rambut anaknya, dilekatkan kepala anaknya ke dadanya, ia menatap ke tepi danau melihat angsa yang masih bermain sendirian, “Nak, Ibumu sudah meninggal.”<br />
<br />
Andi diam disandarkan dirinya, dirapatkan wajahnya ke dada ayahnya, ditahan air matanya agar tidak keluar, tampak bergetar tubuhnya menahan tangis. Merasakan Andi menahan tangis, Sang Ayah pun menahan getaran tubuhnya, menahan tangis, namun ayah andi tak kuasa menahan hatinya, tak kuasa membendung air matanya, semakin dibedung semakin menetes air matanya, didekap erat anaknya, digenggam jemarinya. Mereka larut, bersatu. Andi tetap menahan tangisan, menahan kesedihan, tak ada air mata diwajahnya. Lama Andi didekap ayahnya, sang ayah tak mampu menahan kesedihan. Teringat betapa dekatnya Andi dengan bundanya, dan kini harus merantau jauh ke pulau sebrang untuk menuntut ilmu. “oh..anakku. Sabar ya nak..” Ayah menangis terisak.<br />
<br />
Andi berkata lirih “Yah, Ayah jangan nangis, jangan bersedih, Andi nati jadi sedih yah, kasihan Ibu, jika kita tangisi lagi, ibu nanti sedih, ibu sekarang sudah tenang disisi Allah yah, ibu kan baik, pasti diterima Allah, kita harus tabah menghadapi pejalanan hidup ini, jangan kita tambah kesedihan ini Yah, Rosulullah Muhamad SAW pun mengalami hal ini, dan ia tabah dan sabar menghadapi cobaan ini, iyakan ustad? Andi sedikit berteriak bertanya. Ustad Wahyu menganguk sambil memalingkan kembali pandangannya ke danau, kemudian mengusapkan saputangan ke wajahnya.<br />
<br />
Semakin deras air mata sang Ayah, kemudian ia memeluk anaknya lebih erat. Andi tetap berusaha menahan tangis, matanya merah, wajahnya merah, dirapatkan bibirnya dirapatkan gigi–giginya. Desah nafasnya bergerak cepat Ia membiarkan ayahnya memeluknya.<br />
<br />
Lembayung senja di ufuk barat merambat turun, sesaat Andi berkata lirih “Yah”, “ada apa nak” sahut sang ayah, “mari kita sholat ghaib untuk Ibu. Agar Allah menerimanya dan menempatkannya disisiNya”, Keduanya melepaskan rangkulan, menuju ke mesjid. Ustad Wahyu melihat ke pepohonan jati emas, berdiri merunduk mengusap air matanya di tepi pohon akasia.<br />
<br />
Sore pun menjelang, di langit awan mulai tebal, matahari mulai tak nampak. yang ada hanya bias sinar berona kelabu pertanda akan turun hujan. Andi mohon pamit untuk kembali ke asrama.<br />
<br />
Saat perpisahan ia berkata “Ayah kini tak perlu lagi menjenguk, nanti Andi saja yang menjenguk saat liburan, saya pulangnya bersama kooedinator saja yah. Sekarang lebih baik Ayah menjaga adik di rumah, kasihan adik, tidak ada yang menjaga, tidak ada Ibu lagi yah, salam untuk adik-adik, jangan nakal, harus sayang kepada ayah, karena ayah kini semakin sibuk, sebagai pengganti ibu”<br />
<br />
Merekapun berpisah di gerbang Ma’had sambil melambaikan tangan, kemudian Andi menuju asrama menyusuri tepian lapangan Palagan Agung, melewati teman temanya yang telah selesai berolah raga, mereka riang gembira menuju asrama.<br />
<br />
Setibanya di asrama Andi telah dinanti-nanti teman-temannya, “Lama amat, kemana aja sih, mana oleh-olehnya?” serentak sahabatnya menyambut kedatangan Andi. Sambil tersenyum kecil Andi memberikan bungkusan, dan berkata “Kalian dapat salam dari ayah saya,” serentak mereka menjawab “waalaikum salaam, terimakasih ya atas oleh-olehnya,” berhamburan mereka menuju kamar saling membagikan bingkisan dengan berdendang-dendang riang. Sementara Andi meninggalkan mereka menuju kursi belajar, duduk merenung sendiri.<br />
<br />
Malam pun tiba, seluruh kamar-kamar di Asrama Al-Fajar telah mematikan lampu, sementara di luar hujan turun rintik-rintik. Tampak satu-dua butir air mata Andi menetes, terdengar do’anya “Ya Allah, kuatkan hati ayah dan adik-adikku, terimalah Ibuku di sisi-Mu. Ya Allah Ikhlaskan ayahku, beri kesabaran pada adik-adikku. Ya Allah, tabahkanlah keluargaku, ya Allah kuatkan hatiku, ya Allah…”Tiba-tiba turun hujan lebat. Tangis Andi pun meledak diantara 2 bantal<br />
<br />
Pagi hari embun masih terus menetes, seperti hari-hari sebelumnya. hari ini Andi berangkat kesekolah berbaris rapi, gagah, walau sembab matanya. Andi kini bukan Andi yang lalu…<br />
<br />
Inalilahi wa ina ilaihi rojiun.. Semoga Andi menjadi anak yang Sholeh, Salam sayang dari Ustad untuk anak-anaku di Asramamu.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-91730644973013060352012-07-10T20:01:00.000-07:002012-07-10T20:01:11.919-07:00SendiriDisini..dikamar ini aku sendiri<br />
merenung akan kehidupan<br />
kadang indah tak terhingga<br />
kadang bingung tak menentu<br />
kadang hampa tak berdaya<br />
buat dia yang disana<br />
aku tak ingin dia kecewa<br />
aku ingin dia bahagia<br />
disini aku berdo'a<br />
pada angin yang berhembus<br />
pada awan yang bergerak<br />
aku titipkan pesan<br />
aku rindu padanya.<br />
perjumpaan adalah suatu yang sulit<br />
aku tak ingin mengecewakannya<br />
biarlah mimpi yang menjadi nyata<br />
kalau aku mencintainya<br />
tak berdaya aku mengenang<br />
tak mampu aku menunggu<br />
sesuatu yang ku anggap tak pasti<br />
biarlah aku tetap sendiri.<br />
sendiri dalam mimpi<br />
sendiri dalam sepi<br />
namun yang pasti<br />
disini aku menanti.<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-61942190848320446692012-06-29T07:17:00.001-07:002012-06-29T07:17:35.821-07:00PerjalanankuAku terlahir<span style="font-size: small;"> dari sebuah keluarga yang sederhana.</span><br />
<span style="font-size: small;">ayahku hanya seorang mandor di sebuah perkebunan karet</span><br />
<span style="font-size: small;">ibuku juga buruh kerja di perusahaan itu.</span><br />
<span style="font-size: small;">saat menjelang umur 5 tahun ayahku sudah duluan di panggil </span><br />
<span style="font-size: small;">yang Maha kuasa.</span><br />
<span style="font-size: small;">akupun di asuh dan di besarkan oleh ibu dan di bantu oleh kakakku dari </span><br />
<span style="font-size: small;">ayah yang berbeda.tinggal dalam satu rumah.</span><br />
<span style="font-size: small;">di saat keadaan sulit kami harus menerima apa adanya</span><br />
<span style="font-size: small;">kadang buat makanpun kami mengalami kesusahan.</span><br />
<span style="font-size: small;"> Dan waktupun terus bergulir </span><br />
<span style="font-size: small;"> ibuku sudah semakin tua,pekerjaan pun di tinggalkan</span><br />
<span style="font-size: small;"> hanya sebidang sawah petak yang jadi tumpuan</span><br />
<span style="font-size: small;"> ibukupun punya beberapa kambing,ayam, dan sebagian dari hasil kebun</span><br />
<span style="font-size: small;"> untuk menyambung hidup kami.</span><br />
<span style="font-size: small;"> sepulang sekolah aku turut membantu ibu untuk menggembala</span><br />
<span style="font-size: small;"> kambing-kambingnya.</span><br />
<span style="font-size: small;">Menjelang sekolah di jenjang Menengah</span><br />
<span style="font-size: small;">aku turut di bantu kakaku yang di Jakarta</span><br />
<span style="font-size: small;">namanya Suyitno.Beliau salah satu kakaku yang satu ayah.</span><br />
<span style="font-size: small;">akupun di bekali dengan sepeda BMX untuk berangkat ke sekolah</span><br />
<span style="font-size: small;">hingga akhirnya lulus.</span><br />
<span style="font-size: small;">tak berhenti disitu,kakakku turut menyekolahkan aku hingga jenjang Menengah Atas</span><br />
<span style="font-size: small;"> Perjalanan dari rumah kesekolah cukup jauh</span><br />
<span style="font-size: small;"> dan perlu ongkos kendaraan</span><br />
<span style="font-size: small;"> dan akhirnya ada keputusan untuk tinggal dikos-kosan.</span><br />
<span style="font-size: small;"> awal masuk aku ikut temen yang punya saudara di Sidareja.</span><br />
<span style="font-size: small;"> akupun ikut tinggal bersamanya.</span><br />
<span style="font-size: small;"> namun hanya berjalan 1 bulan lebih.</span><br />
<span style="font-size: small;">Akupun punya saudara di Cipari lumayan jauh dari sekolah tapi tak apa</span><br />
<span style="font-size: small;">akupun tinggal bersama bibiku di sana.</span><br />
<span style="font-size: small;">dan kenal beberapa kawan : Farida Ulfah,Teguh,Darsih,Ina,Tri,Yuli,dll</span><br />
<span style="font-size: small;">hanya beberapa bulan saja aku tinggal di Cipari.</span><br />
<span style="font-size: small;">dan akhirnya sewa kamar di rumah Bp.Sujud di Sidareja.</span><br />
<span style="font-size: small;">dengan biaya Rp.5.000/bln.tanpa makan</span><br />
<span style="font-size: small;">harga itu pantas,karena pada zamannya harga-hargapun masih murah</span><br />
<span style="font-size: small;"> Naik kelas II akupun pindah kos di rumah Nenek Suhud </span><br />
<span style="font-size: small;"> ada beberapa teman yang aku kenal diantara :Sayoto,Sulasmi,Yanto,dll</span><br />
<span style="font-size: small;"> dirumah Nek Suhud aku ditemani sama Ahmad dan Adis.</span><br />
<span style="font-size: small;"> masa itu masih kanak-kanak.</span><br />
<span style="font-size: small;"> kadang masak nasi tapi ga nyayur.</span><br />
<span style="font-size: small;"> terpaksa saat ibu kos nyayur kita makan rame-rame</span><br />
<span style="font-size: small;"> itulah kenangan sebagian dari ribuan cerita.</span><br />
<span style="font-size: small;">Tahun kelulusan telah tiba</span><br />
<span style="font-size: small;">saatnya untuk melanglang buana</span><br />
<span style="font-size: small;">bersama kakakku aku di antar ke Jakarta.</span><br />
<span style="font-size: small;">beberapa bulan aku langsung kerja di PT.Gramedia group</span><br />
<span style="font-size: small;">masa kerja 6 bulan sudah habis dan aku gunakan untuk pulang ke kampung halaman</span><br />
<span style="font-size: small;"> Setelah berangkat lagi ke Jakarta</span><br />
<span style="font-size: small;"> beberapa minggu aku nganggur dan akhirnya aku coba untuk pergi ke Bandung</span><br />
<span style="font-size: small;"> 1 bulan lebih aku belum kerja.</span><br />
<span style="font-size: small;"> aku coba untuk melamar kerjaan</span><br />
<span style="font-size: small;"> namun akhirnya setelah seleksi dari ratusan orang yang melamar akupun lulus.</span><br />
<span style="font-size: small;"> aku bekerja di PT.Dewa Sutratex,Cibaligo-Cimindi.Bandung</span><br />
<span style="font-size: small;">3 tahun setelah kerja aku putuskan untuk menikah</span><br />
<span style="font-size: small;">pada tahun ke-5 aku keluar dari perusahaan</span><span style="font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-size: small;">dan hidup bersama keluarga di Batujajar-Bandung.</span><br />
<span style="font-size: small;">dengan 2 orang anak yang cantik-cantik.</span><br />
<span style="font-size: small;">aku coba jalani hidup dengan berdagang.</span><br />
<span style="font-size: small;"> Setelah 5 tahun aku menikah, ibuku meninggal dunia</span><br />
<span style="font-size: small;"> aku sudah tidak punya orang tua.</span><br />
<span style="font-size: small;"> di tahun ke-6 aku coba untuk melanjutkan sekolah di </span><br />
<span style="font-size: small;"> Universitas Terbuka cab.Bandung</span><br />
<span style="font-size: small;"> tahun pertama aku gunakan masa sekolah untuk mengajar di SMK</span><br />
<span style="font-size: small;">FISIP adalah pilihan fakultasnya dan jurusan yang di ambil adalah</span><br />
<span style="font-size: small;">Sosiologi ekonomi dan masalah sosial.</span><br />
<span style="font-size: small;">sambil kuliah aku mengajar bid.study : Pkn ( SMK ),dan sosiologi ( SMA )</span><br />
<span style="font-size: small;">waktu berjalan 3 tahun di sekolah.</span><br />
<span style="font-size: small;"> Karena tidak ada perkembangan yang memadai akupun keluar.</span><br />
<span style="font-size: small;"> masalahpun datang.</span><br />
<span style="font-size: small;"> karena kecerobohan seorang istri aku harus menanggung hutang hingga ratusan juta</span><br />
<span style="font-size: small;"> walau akhirnya di bayar hanya pokoknya </span><span style="font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-size: small;">dari sana aku telah terpukul jatuh</span><span style="font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-size: small;">namun akhirnya aku putuskan untuk pergi ke luar Negeri</span><br />
<span style="font-size: small;">dan sampailah di Negeri Jiran ( Malaysia).</span><br />
<span style="font-size: small;">masa kontrak 2 tahun. namun lanjut perpanjang 1 tahun kedepan.</span><br />
<span style="font-size: small;"> peristiwa prahara rumah tangga mulai goncang lagi</span><br />
<span style="font-size: small;"> saat itu istriku jatuh sakit.</span><br />
<span style="font-size: small;"> akupun sering menelponnya.</span><br />
<span style="font-size: small;"> ternyata ada kebohongan yang tersimpan dalam hatinya</span><br />
<span style="font-size: small;"> selama 2 th aku kerja lebih 42 jt aku kirim.</span><br />
<span style="font-size: small;">dan ternyata uang yang dikirim telah habis buat bayar hutang ke rentenir</span><br />
<span style="font-size: small;">kini istriku menanggung hutang puluhan juta yang belum ke bayar</span><br />
<span style="font-size: small;">orang tuanya telah menaggung semua</span><br />
<span style="font-size: small;">sebenarnya akupun ga mau terlibat dalam hutang itu</span><br />
<span style="font-size: small;">karena akupun tak pernah perintah untuk itu.</span><br />
<span style="font-size: small;"> aku hanya gigit jari menunggu saat pulang nanti</span><br />
<span style="font-size: small;"> uang ongkos dari gaji beberapa bulan yang aku gunakan</span><br />
<span style="font-size: small;"> akan menjadi teman dalam perjalanan</span><br />
<span style="font-size: small;"> walau hasil sekian tahun telah di makan oleh orang.</span><span style="font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-size: small;">Apa hendak dikata semua telah terjadi</span><br />
<span style="font-size: small;">ada pertanyaan yang tersimpan dalam pikiran</span><br />
<span style="font-size: small;">kenapa peristiwa yang sama bisa terulang ?</span><br />
<span style="font-size: small;">kenapa tidak di ambil pelajaran ?</span><br />
<span style="font-size: small;"> Kini Dia mengiba padaku</span><br />
<span style="font-size: small;"> untuk bisa memaafkan kesalahannya</span><br />
<span style="font-size: small;"> kesalahan yang telah bikin malu orang tua,</span><br />
<span style="font-size: small;"> membohongi suami,menelantarkan anak</span><br />
<span style="font-size: small;"> menghancurkan masa depan.</span><br />
<span style="font-size: small;">Apakah aku harus terima semua ini ?</span><br />
<span style="font-size: small;">ada hikmah dibalik semua peristiwa.</span><br />
<span style="font-size: small;">aku hidup hanya untuk bahagia</span><br />
<span style="font-size: small;">aku ingin menggapai impian</span><br />
<span style="font-size: small;">aku ingin kesejahteraan</span><br />
<span style="font-size: small;">walau hidup sebatangkara.</span><br />
<span style="font-size: small;">aku harus punya harapan.</span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"> </span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-62139828181910880342012-06-20T19:59:00.002-07:002012-06-20T20:03:30.850-07:00PadamuDi akhir masa hidupku<br />
aku ingin kau menemaniku<br />
di kala aku berbaring sakit<br />
engkaulah pelipur laraku<br />
perjalanan nan letih telah ku lalui<br />
menapaki bukit terjal nan berbatu<br />
aku tersadar dan merenung<br />
knapa langkahku makin beku.<br />
ada roda penolong dalam ayunan kaki<br />
ketika langkah ini terhenti seketika<br />
rasa ngilu pun akan hilang sirna<br />
dan harapan itu aku lihat dalam senyum manismu.<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-17985833215318440272012-06-17T17:02:00.000-07:002012-06-17T17:02:13.067-07:00KehidupanHanya fikiran kosong<br />
menelusuri jalan tak bertepi<br />
aku tak mengerti tentang kehidupan ini<br />
kadang tertawa<br />
kadang menangis bahagia<br />
kadang menangis sedih<br />
dan manusia banyak tersenyum <br />
senyum yang manis.<br />
Senja mulai datang<br />
manusia banyak terjadi perubahan<br />
berangsurnya usia yang mulai menua<br />
entah apa yang hendak di capai<br />
semuanya akan sirna.<br />
Namun apa yang terjadi<br />
keserakahan makin merajalela<br />
tak peduli akan masa depan<br />
yang semua itu ada balasanya.<br />
Biarlah waktu yang menjawab<br />
aku hanya tak mengerti<br />
kenapa aku terlahir dengan kesederhanaan<br />
dan hidup dengan apa adanya.<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-3356505691388467802012-06-16T08:55:00.000-07:002012-06-16T09:04:45.006-07:00Langkah pastiAda sesuatu yang pasti.<br />
masa depan adalah harapan.<br />
keinginan begitu mendalam<br />
tatkala hati terus memacu<br />
untuk menggapai suatu kebahagiaan<br />
damai dalam kehidupanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-844877625021747804.post-38075441734971893102012-06-16T07:25:00.000-07:002012-06-16T07:25:28.375-07:00Masa depanHarapan yang akan mewujud dalam kehidupan yang bahagia...semogaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/09750001080088863904noreply@blogger.com0